Minggu, 01 Juni 2014

Media pembelajaran



BAB I
PENDAHULUAN

Perancangan dan penggunaan visual dalam pembelajaran merupakan pertimbangan penting karena kegiatan belajar banyak melibatkan pencitraan visual. Kemampuan visual yang meningkat pesat dari computer dan telekomunikasi digital mempertegas pentingknya visual dalam pendidikan. Meskipun pendidikan modern telah jenuh oleh gambar, gambar tersebut masih kurang digunakan dalam kegiatan utama pengajaran dan lebih sering ditujukan untuk aspek motivasi dan hiasan belajar belaka. Kita menyadari sebagian siswa belajar lebih mudah melalui gambar visual dan bahkan mereka merupakan pembelajar verbal yang membutuhkan dukungan visual untuk memahami jenis-jenis konsep tertentu.
Meskipun visual adalah sumber daya kelas yang umum digunakan, manfaat sebenarnya untuk belajar siswa tergantung pada kemampuan guru untuk memilih atau creatte bahan yang efektif. Tujuan utamanya adalah membantu guru menigkatkan kemampuan kritis guru itu sendiri dalam menangani aspek visual. Pada materi inipun akan dibahas mengenai perangkat tambahan untuk mengajarkan kemampuan tersebut kepada para siswa. Pada pembahasan ini lebih memfokuskan upaya memahami perancangan visual dan menciptakan visual yang secara efektif dan meningkatkan belajar siswa.


Top of Form
BAB II
PEMBAHASAN
PENINGKATAN BELAJAR DENGAN VISUAL

A.    Literasi Visual
 Visual Literacy mengacu pada kemampuan belajar untuk menafsirkan pesan visual yang akurat dan untuk membuat pesan tersebut. Visual Literacy dapat dikembangkan melalui dua pendekatan utama merujuk kepada kemampuan untuk menafsirkan semacam pesan.
Visual untuk siswa saat ini, sehingga kemampuan mereka untuk membaca, memahami, membuat, menganalisis, dan belajar dari persuasi visual menjadi lebih penting daripada sebelumnya, penelitian terbaru telah menyoroti nilai menggunakan dan menciptakan visual sebagai alat belajar di mana siswa menunjukkan mereka belajar, berbagi pekerjaan mereka dengan khalayak global, dan mendapatkan keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk sukses dalam dunia yang semakin visual. Teknologi memainkan peran penting dalam desain visual media, pengembangan, dan produksi, yang semuanya memanfaatkan berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah yang meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar. Dalam program ini, para guru didorong untuk berpikir secara visual dan untuk memusatkan perhatian siswa pada aspek visual materi cetak dan digital yang tersedia, termasuk buku pelajaran dan buku cerita . Dengan program yang dirancang untuk anak-anak dari prasekolah, melalui sekolah dan perguruan tinggi dan meliputi baik encoding dan decoding informasi visual di semua media, literasi visual kini telah diterima dengan baik sebagai aspek penting dari kurikulum di semua tingkat pendidikan.
Mengurai Makna : Manfsirkan Visual
Melihat  sebuah visual tidak otomatis menjamin bahwa seseorang akan belajar darinya. Para pembelajar harus dipandu menuju penguraian makna visual yang tepat. Salah satu aspek dari literature visual adalah kemampuan menafsirkan dan kemampuan menciptakan rangsangan.


1)      Efek Perkembangan
Banyak variable yang mempengaruhi bagaimana seorang pembelajar menguraikan makna visual. Anak-anak kecil cendrung menafsirkan gambar lebih harfiah ketimbang anak yang lebih tua usianya. Anak yang masih kecil ternyata memiliki kesulitan dalam membedakan antara citra realistic dan objek yang digambarkan citra tersebut.
Sebelum usia 12 tahun, anak kecil cendrung menafsirkan visual bagian perbagian ketimbang secara keseluruhan. Dalam menyampaikan apa yang mereka lihat dalam sebuah gambar, mereka mungkin memisahkan unsure-unsur spesifik yang kelihatan. Namun, para siswa lebih tua usianya cendrung merangkum pemandangan secara keseluruhan dan menyampaikan kesimpulan tentang makna dari gambar tersebut.
2)      Efek Budaya
Dalam mengajar, kita harus menyadari bahwa tindakan menguraikan maksna visual mungki dipengaruhi oleh latar belakang budaya. Kelompok-kelompok budaya yang berbeda memahami bahan-bahan visual dalam cara-cara yang berbeda. Mislnya, instruksi guru menyertakan visual yang menggambarkan pemandangan khas dari kehidupan dirumah dan jalan-jalan oleh anak-anak perkotaan. Dapat dipastikan bahwa para siswa yang tinggal dikawasan tersebut secar berbeda daripada siswa yang memiliki latar belakang budayanya tidak meliputi pengetahuan langsung tentang kehidupan perkotaan.
3)      Preferensi Visual
Dalam memilih visual para guru harus membuat keputusan yang tepat diantara beragam visual yang lebih disukai dengan visual yang paling efektif. Orang-orang tidak selalu mendapat manfaat belajar dari jenis-jenis gambar yang mereka suka melihatnya.
Sebagian besar pembelajar lebih suka daripada visual yang berwarna daripada visual hitam putih. Tetapi tidak ada perbedaan signifikan dalam jumlah belajar kecuali ketik warna dikaitkan dengan konten yang akan dipelajari (misalnya ketika para pekerja harus belajar merakit komponen-komponen listrik dengan kabel dengan warna yang berbeda, adanya warna sangatlah penting). Sebagian besar pembelajar juga lebih suka pada fotografi ketimbang coretan garis-garis meskipun dalam banyak situasi coretan garis mungkin menyampaikan makna lebih baik (misalnya, coretan-coretan bisa menghilangkan elemen gambar pengalih perhatian dan mempertegas detail-detail yang penting).
Menyandikan / Mengkodekan : Membuat Visual.
Aspek lainnya dari literasi visual adalah pembuatan presentasi visual oleh para siswa. Seperti halnya menulis yang dapat memacu membaca, memproduksi visual dapat menjadi cara yang sangat efektif dalam memahami visual.
Seorang guru sebaiknya mendorong siswa untuk menyajikan laporan didepan kelas dengan secara cermat memilih sekumpulan gambar dari CD atau koleksi online, yang akan membantu mereka mengembangkan bakat mereka. Perekam kamera video merupakan alat yang mudah digunakan para siswa untuk mempraktekkan penciptaan dan penyajian gagasan peristiwa dalam bentuk gambar.
Salah satu kemampuan yang hampir selalu dilibatkan dalam kurikulum pendiikan visual adalah kemampuan mengurutkan. Para siswa mungkin membutuhkan latihan menyusun visual dalam urutan logis, yang merupakan kemampuan yang harus dipelajari, seperti pengurutan verbal dalam membaca dan menulis. Karena inilah banyak program pendidikan visual terutama untuk anak-anak sekolah dasar menekankan aktifitas kreatif yang mengharuskan penyusunan dan pembuatan visual. Sifat mengurutkan dari presentasi digital seperti power point membantu para siswa dalam menguasai kemampuan ini.

B.     Peran Visual Dalam Intruksi
Visual bisa memainkan banyak peran dalam proses belajar:
a.       Menyediakan acuan konkret bagi gagasan
Diruang kelas guru menggunakan visual untuk membantu siswa lebih mudah mengingat konten yang sedang di ajarkan. Misalnya seorang guru geometri membawa sekantong barang-barang took grosir untuk mengajarkan bentuk-bentuk, contohnya jeruk = bulatan, kaleng = silinder.
b.      Membuat gagasan abstrak menjadi konkret
Moreno dan Mayer (2003) menggunakan seekor kelinci yang bergerak diatas garis berangka untuk menggambarkan bagaimana menjumlah dan mengurangi angka-angka positif dan negative. Gagasan-gagasan lainnya meliputi menggunakan foto orang-orang yang sedang memberikan voting untuk mewakili kebebasan, serangkaian manic-manik bertaut untuk menampilkan model DNA atau sebuah diagram akiran kata untuk membantu para pembaca.
c.       Memotivasi para pembelajar
Visual dapat meningkatkan ketertarikan pada sebuah mata pelajaran. Ketertarikan meningkatkan motivasi. Visual bisa memotivasi para pembelajar dengan menarik perhatian mereka dan menciptakan keterkibatan dalam proses belajar. Visual memanfaatkan kepentingan  personal para pembelajar untuk menjadikan pelajaran yang relevan. Misanya ketika belajar mata pelajaran sejarah, tampilkan foto dahulu dan sekarang, seperti telfon engkol sebelum ponsel dan masih banyak lagi.
d.      Mengarahkan perhatian
Gunakan petunuju visual untuk menarik perhatian dan pemikiran terhadap bagian relevan dari sebuah visual. Penunjuk visual dapa berupa warna, kata,ikon,arsiran dan animasi. Gunakan tanda-tanda tersebut untuk memfokuskan perhatian pada titik-titik penting di dalam konten visual yang kompleks.
e.       Mengulangi informasi dalam format yang berbeda.
Ketika visual mendampingi informasi lisan atau tuliasan, mereka menyajikan informasi tersebut dalam modelitas yang berbeda, yang memberikan kesempatan kepada para pembelajar untuk memahami secara visual apa yang mungkin saja mereka lewatkan dalam format teks.
f.       Mengingatkan kembali pada pembelajaran sebelumnya.
Visual dapat digunakan untuk mengaktifkan pembelajaran sebelumnya yang tersimpan dalam ingatan jangka panjang. Visual bisa digunakan untuk merangkum konten dari sebuah mata pelajaran.
g.      Mengurangi usaha belajar
Visual bisa menyederhanakan informasi yang sulit dimengerti. Diagram dapat memudahkan untuk menyimpan dan mengambil kembali informasi tersebut.

C.    Jenis-Jenis Visual
Jenis-jenis visual yang dipilih untuk situasi tertentu sebaiknya bergantung pada tugas belajar. Visual bisa dibagi menjadi enam kategori:
1.      Realistik
Visual realistic menampilkan objek yang sebenarnya yang sedang dipelajari. Misalnya, foto berwarna dari sebuah kereta tertutup.
Menggunakan warna-warna alamiah bisa meningkatkan derajat realisme.
2.      Analogis.
Visual analogis menyampaikan sebuah konsep atau topic dengan menampilkan sesuatu lainnya dan menyiripkan kemiripan.
Misalnya: mengajarkan aliran listrik dengan menampilkan aliran air dan pipa berangkai seri dan parallel.
3.      Organisasional.
Visual Organisasional menampilkan hubungan kualitatif diantara berbagai elemen.
Contohnya: diagram klasifikasi, times lines, diagram alur, dan peta.
4.      Relasional
Visual reasional mengkomunikasikan hubungan kuantitatif.
Contohnya: diagram batang, grafik bergambar, dan grafik garis.
5.      Transformasional.
Visual transformasional menggmabrkan pergerakan atau perubahan sesauai dengan waktu dan tempat.
Contohnya: diagram beranimasi tentang bagaimana menjelaskan tentang procedure seperti mengikat tali sepatu atau membuat baja. Visual- visual ini menampilkan perubahan atau pergerakan sejalan dengan waktu dan tempat.
6.      Interpretif
Visual interpretif menggambarkan hubungan teoritis atau abstrak.
Contohnya: diagram skematik pada sebuah sirkuit listrik.
Visual interpretif ini membantu para pembelajar membangun model mental kejadian atau prosesyang tak terlihat, abstrak, atau keduanya.

D.    Panduan Perancangan Visual
Dalam merancang sebuah visual mulai dengan pengumpulan atau pembuatan gambaran individual dan unsure-unsure teks yang kita ingin gunakan. Asumsinya adalah ketika kita menentukan kebutuhan dan minat para siswa terkait dengan topic dan memutuskan tujuan apa yang akan anda capai melalui visual yang sedang kita rencanakan.
Terdapat dua aspek dalam perancangan visual, apakah itu merancang sesuatu sebesar papan buletin atau sekecil layar computer. Yang termasuk kedalam unsur-unsur visual dalam foto, gambar, diagram, grafik. Sedangkan yang termasuk kedalam unsur-unsur teks adalah huruf-huruf.
UNSUR-UNSUR VISUAL
            Mari kita tinjau bebrapa panduan mendasar untuk merancang visual yang bahkan bisa digunakan seorang pemula. Untuk tujusn memberikan informasi dan pengajaran, perancangan visual mencakup:
1.      Pengaturan.
Pertama kita harus menentukan unsure apa saja yang disertakan dalam visual kita:
a.       Perataan
b.      Bentuk
c.       Aturan sepertiga
d.      Kedekatan
e.       Pengaruh
f.       Kontras sosok-latar
g.      Konsistensi 
2.      Keseimbangan
Sebuah perasaan kesamarataan psikologis atau keseimbangan dicapai ketika berat unsure-unsur dalam sebuah tampilan secara merata tersebut pada sisi sebuah sumbu entah secara horizi=ontal atau vertical atau keduanya. Ketika desain tersebut berulang pada kedunya. Ketika desain tersebut berulang pada kedua sisi, keseimbangan nya menjadi simetris atau formal. 
3.      Warna
Ketika memilih sebuah skema warna untuk sebuah visual, perhatikan keharmonisan warna. Roda warna bermanfaat dalam membantu kita memahami hubungan diantara warna-warna yang tampak. 
4.      Kemudahan dibaca 
Sebiah visual tidak bisa dipahami kecuali kalau seluruh pengamat bisa melihat kata-kata dan gambar. 
5.      Menarik 
Visual kita tidak bisa menampilkan sebuah efek kecuali apabila visual itu menarik dan mempertahankan perhatian para pengamatnya.
</td> </tr>
</tbody></table>
>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar